Belajar Arti Bahagia dari Bapak

Semoga panjang umur dan dilimpahi berkah

Shabrina Nur Amalina
4 min readApr 21, 2022

Aku tidak pernah bertanya kepada bapak apakah ia bahagia atau tidak. Banyak faktor yang bisa membuat dahinya berkerut atau tekanan darahnya naik, tapi aku harap kebahagiaan dalam hidupnya bisa seperti prinsip pareto. Walaupun dalam sehari waktu yang dihabiskan dengan masalah dan tekanan lebih banyak daripada waktu untuk hal-hal yang menyenangkan, semoga sedikit waktu akan hal yang menyenangkan tersebut cukup untuk memberikan kebahagiaan yang lebih besar setiap harinya.

Yang aku tahu, bapak senang sekali menyimpan barang-barang sentimentil yang jika Marie Kondo tahu, mungkin sudah gatal ingin menyortirnya dan menginterogasinya dengan pertanyaan “does it spark joy?”. Salah satu contohnya, bapak menyimpan topi kostum marching band semasa aku SD dulu di ruang kerjanya. “Na, ini mau dibuang atau disimpen? Buat kenang-kenangan lumayan”, tanya bapak sembari mengusulkan jawabannya sendiri ketika ia sedang mengosongkan ruangannya.

Bulan April ini bapak akan memasuki fase baru dalam hidupnya, yaitu masa pensiun. Ini hal yang berat buat bapak, mengingat seumur hidupnya ia dedikasikan untuk para mahasiswa.

Berfoto dengan topi kebanggaan bapak di ruang kerjanya yang sudah dikosongkan.

Bapak menyimpan barang-barang dari masa lalu karena dengan begitu, ia bisa mengingat memori penting dan menyenangkan yang pernah terjadi. Banyak hal dapat terjadi sampai kita benar-benar meninggalkan dunia ini. Menyadari bagaimana kebahagiaan mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu bisa membuatnya senang untuk mengingat-ingat bentuk kebahagiaan di masa lalu. Seperti halnya kenangan mengobrol bersamaku.

Bagi bapak, aku tetap anak perempuan satu-satunya yang sewaktu kecil tidak henti-hentinya melontarkan pertanyaan jika sudah sudah penasaran akan sesuatu. Pernah suatu saat bapak mengarang cerita fiksi tentang hewan yang diberi nama obat-obatan yang ada di mobil pada waktu itu. Aku terus bertanya mengenai kelanjutan ceritanya, yang seingatku diakhiri dengan tiga ekor macan yang diberi nama Calcidol (nama obat) hilang karena ditendang ke bulan. Sadis memang, tapi dengan begitu cerita selesai lalu bapak bisa beristirahat di mobil, meninggalkanku dengan rasa penasaran yang masih menggantung mengenai nasib tiga ekor macan tersebut.

Mengingat masa-masa itu, mungkin aku bisa mengerti kenapa bapak selalu ingin menjemputku meskipun harus menungguku hingga larut malam. Sederhananya, ia ingin memiliki waktu bersama walau hanya di mobil dalam perjalanan pulang. Jika kami berdua masih belum mengantuk, perjalanan diisi lawakan ajaib yang hanya dimengerti oleh kami. Besoknya bisa kami isi dengan memutar video YouTube yang bisa kami tertawai bersama. Pada malam lainnya, kami putar playlist Bersama Ayah dan bernyanyi bersama.

Kadang-kadang kami melewati perjalanan pulang dengan percakapan yang berat (buatku), salah satunya menjelaskan bagaimana cara startup bekerja dan bagaimana eFishery yang kantornya di Bukit Pakar Timur itu sebenarnya memiliki lebih dari 1000 karyawan 😅 Buzzword yang menghiasi hari-hari anak muda masa kini masih terlalu cepat buat bapak. Kadang kami berdebat mengenai manfaat digitalisasi bisnis di era pandemi dan proses-proses yang masih membutuhkan manusia. Kadang bapak berkomentar soal kebijakan kampus yang menimbulkan kontroversi.

Kalau sudah ada perdebatan, biasanya aku lebih sering mengalah. Mungkin ini yang membedakan diriku yang dulu terus bertanya sampai rasa penasaranku habis, namun sekarang memilih untuk menahan beberapa pertanyaan dalam hati.

Kalau bapak bersikukuh untuk mengantar jemput, ia selalu punya alibi. “Mumpung bapak masih bisa anter Ina,” katanya. Kalau sudah begini, aku hanya perlu bersyukur, menerima, dan menikmati momenku bersama bapak. Walaupun minat kita berbeda, bapak selalu menunjukkan perhatiannya dalam cara-cara yang selalu ibu komentari dengan “Bapak, Ina teh udah besar,” sambil geleng-geleng. Namun kembali lagi, kalau dipikir-pikir, itu bentuk perhatian bapak yang harus aku syukuri. Ia juga pernah berkata, “Kalau yang bisa bapak kasih adalah waktu, bapak bakal kasih waktu itu untuk Ina”. Ada yang punya ide harus aku balas apa selain tidak bisa berkata-kata?

Kembali ke topik hari ini, 18 April lalu aku mengirim pesan singkat kepada bapak dan memberanikan diri untuk bertanya hal yang sering aku hindari, “Maaf Ina nggak ikut ke kantor babeh di tanggal 18 ini, are you happy today?”. 18 April lalu adalah hari ulang tahunnya yang ke-65, yang menandakan awal dari masa pensiunnya. Aku tahu bapak masih harus berproses dalam menerima fase baru ini. Namun ia tetap menjawab dengan “Its Ok. I am no more happier than today 🙏👍,” lengkap dengan emoji khas-nya.

Sepertinya kita hanya bisa berasumsi atas kebahagiaan orang lain, tapi yang sebenar-benarnya tahu tentang apa yang dirasakan hanyalah orang itu sendiri. Orang pun baru bisa menjawab pertanyaan tentang kebahagiaan setelah berani untuk jujur dan being vulnerable terhadap diri sendiri. Yang pasti, kita tidak bisa memaksakan orang lain agar merasa bahagia. Izinkan diri kita terlebih dahulu untuk bahagia, agar kita bisa menerima kebahagiaan dengan seutuhnya dan apa adanya.

Jika aku boleh berasumsi terhadap kebahagiaan bapak, maka salah satu hal yang membuat bapak bahagia adalah aku. Percaya diri betul, tapi nggak apa-apa berhubung aku hanya anak satu-satunya hehe. Akan tetapi dengan mengizinkan bapak untuk masuk ke dalam hidupku, memberi pendapat dan nasihat, mengingatkan untuk kebaikan, memberi waktunya dan meluangkan waktu bersama, semoga aku telah mendukung bapak merasakan kehangatan dan “kebahagiaan” sehari-harinya. Ketika bapak menjawab bahwa ia bahagia di hari pergantian usianya minggu lalu, aku berharap semoga ia betul-betul merasakannya.

Meskipun kembali lagi, hanya bapak yang bisa merasakan langsung perasaan itu. Yang bisa dilakukan sebaik-baiknya adalah selalu mendoakan bapak agar bisa mencapai kebahagiaan tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat nanti. Selamat ulang tahun untuk Bapak, terima kasih karena telah mengajarkan kebahagiaan dari hal-hal sederhana setiap harinya 🍀

--

--