Teruslah Bertumbuh, Teruslah Mengayuh

Cerita tentang saya dan eFishery yang memasuki triwulan kedua.

Shabrina Nur Amalina
4 min readApr 21, 2021

Halo, kenalan lagi yuk.
Perkenalkan namaku Shabrina. Sudah menjadi cita-citaku dari dulu untuk bekerja dalam lingkungan yang memegang tinggi nilai sosial. Nilai sosial ini aku terjemahkan dalam pekerjaan yang memiliki banyak peluang untuk “help improving lives”. More under-resourced, the better. Berarti akan lebih banyak peluang untuk mengeksplorasi solusi, begitulah harapannya.

Aku tidak ingat kapan persisnya pertama kali tahu tentang sebuah startup bernama eFishery. Entah itu dari suatu percakapan bersama teman-teman di kampus, atau dari salah satu percakapan bersama dosen di suatu mata kuliah. Yang aku ingat jelas adalah waktu pertama aku melihat poster eFishery di mading Innovation Factory. Setelah itu sepertinya belum berjodoh lagi dengan eFishery, hanya sekadar tahu bahwa kami satu kota tapi tidak tahu ada perkembangan kabar apa selanjutnya.

Suatu ketika di Oktober 2020, muncul pesan dari temanku, Cut Lina, ke nomor yang jarang sekali aku buka. Ia menginfokan bahwa eFishery sedang membuka lowongan untuk posisi market researcher, sesuatu yang sangat familiar dengan jurusan kuliah kami. Setelah mendapat pesan tersebut, aku langsung berselancar di LinkedIn sampai menemukan dua pilihan startup di Bandung yang sedang hiring. Namun aku bilang ke Cut bahwa yang “kehatéan” mah eFishery, soalnya user-nya bapak-bapak petani. (cukup make sense nggak?)

Pada cover letter lamaran intern, aku menulis ingin berkesempatan untuk mengobrol dengan petani. Maksudnya untuk meluruskan imaji di kepala tentang bagaimana sebenarnya kondisi pembudidaya itu sendiri. Apakah betul para petani adalah komunitas under-resourced yang punya peluang untuk menjadi lebih sejahtera dengan bantuan teknologi?

Lamaran pertama yang dilayangkan bukanlah sebagai full time market researcher sebagaimana yang Cut usulkan, melainkan product manager intern. Ketika lihat-lihat halaman career pada website eFishery, kok role product manager rasanya lebih bikin deg-degan ya. Ditambah aku punya grup bersama teman kuliah yang 5 dari 6 anggotanya bekerja sebagai tim product, kecuali aku. Tambah penasaran dong dengan product management yang teman-teman kerjakan ini.

Bergabung sebagai PM Intern

Ceritanya saat bergabung ke eFishery sebagai PM intern, aku bertanggung jawab kepada Mas Ivan selaku Head of Product. Pada satu bulan pertama, konsepnya benar-benar diverge, dilepas untuk eksplorasi ke seluruh proses yang ada, denger sana-sini, kemudian mencari peluang apa yang bisa dikerjakan. Sejujurnya di awal-awal bingung karena dari ketiga bisnis unit kok kaya nggak ada project yang bisa dimasukin ya.

Setelah ngobrol dengan berbagai orang masih aja bingung, sampai juga akhirnya bertemu topik yang sudah aku bahas pada tulisan To Love What You Do. Kalau yang dikerjakan adalah produk internal, sebenarnya kita akan membantu petani juga karena kita mau memastikan perusahaan ini tetap sustain. Dengan demikian dari perusahaan yang sustain harapannya bisa memberikan impact yang sustain pula.

Menjelang Berakhirnya Masa Intern

Masa internship sudah mau selesai, aku berpikir lagi tentang kemana selanjutnya aku akan menuju. Sepertinya bagi sebagian orang cukup aneh ketika aku memilih posisi intern ketimbang mencari full time — dimana pun. Memang internalisasi keputusan sendiri itu bisa menjadi misteri. Namun dari awal, ekspektasiku adalah ingin belajar. Bagi orang yang sebelumnya tidak punya pikiran sama sekali untuk berkarir di product management, berani mengambil sesuatu di luar zona nyaman rasanya sudah merupakan keputusan besar. Berkat rasa penasaran dan pikiran “nggak akan tahu kalau nggak mencoba”, alhamdulillah pada akhirnya ada yang berbaik hati untuk menerima (terima kasih mas Ivan Nashara ☘)

Ekspektasi dari tiga bulan sebagai intern memang untuk belajar memahami dan sebisa mungkin memberi kontribusi. Namun di akhir aku tahu bahwa untuk melanjutkan di jalan ini (PM), ada gap yang masih jauh yang membuatku malah tidak yakin terhadap diri sendiri. Intinya masih banyak gap yang harus diisi. Ketika sudah berserah dan ditanya oleh Mas Ivan kedepannya mau ngapain, jawabanku sudah bukan tentang eFishery lagi, bahkan dengan jujur mengatakan sepertinya belum akan apply untuk posisi per-PM-an dimana pun. Kembali freelancing dan melanjutkan sekolah adalah rencana yang paling mungkin.

Namun di akhir percakapan, ternyata ditawarkanlah suatu posisi bernama product operations. Disampaikan pula spesifikasinya seperti apa dan role tersebut ada untuk apa karena tidak pernah ada sebelumnya. Selain itu disampaikan juga evaluasi selama intern yang menjadi titik balik. Percakapan ini sangat meningkatkan self-esteem karena membangun perasaan “Oh ternyata ada gunanya juga ya tiga bulan aku di sini”. Hehehe ternyata manusia ini sekali-kali butuh juga ya validasi 😿.

Berlanjut dengan yang Baru

Walaupun role yang ditawarkan berbeda dengan internship, entah kenapa yang dikerjakan sekarang bisa lebih dipenuhi keyakinan. Sebelumnya aku berpikir sepertinya nggak ada role lain yang aku bisa masuki di eFishery, jadi sudah siap jika harus berpisah. Namun setelah ada tawaran seperti itu, nggak ada alasan buat menolak karena sebenarnya masih ingin lebih lama di eFishery. Kenapa? Karena udah sayang mungkin ya hahaha. Dan yang aku kerjakan pun belum selesai, jadi selesaikan dulu yuk sampai benar-benar bisa membantu dan menghasilkan dampak.

Intinya selama empat — menuju lima bulan ini aku sudah diberi kesempatan untuk bertemu banyak orang dan belajar banyak dari semuanya. Semoga kedepannya pun diberi waktu untuk bisa memberikan banyak. Yang paling membekas bagiku adalah “Tumbuh Bersama eFishery” bukan cuma jargon belaka. Setiap visit ke agen dalam rangka riset dan memberikan kenang-kenangan berupa kaos dan totebag bertuliskan “Tumbuh bersama eFishery”, pada saat itu aku betul-betul memaknai.

“Yuk pak, semoga kita bisa tumbuh bersama ya. Semoga Bapak bisnisnya tumbuh, rezekinya lancar, usahanya berkah sehingga Bapak dengan eFishery bisa tumbuh bersama-sama.”

Teruslah bertumbuh, teruslah mengayuh. Sekian curhat panjang lebar tentang saya dan eFishery.

Kang Nopen (kanan) bersama Kang Azis Pondok Gurame (kiri) saat berkunjung dalam rangka riset ke agen.

“Kita seringkali buram tentang apa yang dikejar, tak jarang kita berhasrat besar mengejar hal yang tidak mendasar. Tantangan terbesar bagi kita adalah sejelas mungkin mendefinisikan diri, secerah mungkin mengetahui apa yang menjadi misi, dan setegas mungkin membedakan apa yang dibutuhkan dan apa yang diingini.”

- Notes on My 20s oleh Gibran Huzaifah Amsi El Farizy.

--

--

Shabrina Nur Amalina

Senang bercerita tentang peran-peran dan maknanya dalam kehidupan~